Ada seorang anak yang sangat mencintai kakaknya. Ia selalu membantu kakaknya di kala kakaknya mengalami kesulitan dalam belajar. Anak ini termasuk anak yang cerdas. Kepandaiannya di atas rata-rata. Suatu hari sang kakak mengalami kesulitan mengerjakan soal-soal Matematika. Namun ia malu bertanya kepada adiknya. Ia merasa gengsinya turun, kalau sang adik tahu bahwa ia tidak bisa mengerjakan soal-soal Matematika itu.
Namun sang adik menangkap kesulitan sang kakak. Dari gerak-geriknya, ia tahu bahwa sang kakak membutuhkan bantuan. Ia mendatangi kamar kakaknya. Ia menyapanya dengan penuh kehangatan. Ia mengulurkan bantuan kepada kakaknya untuk memecahkan soal-soal Matematika itu. Namun sang kakak tidak menggubris. Ia menolaknya secara halus.
Sang kakak berkata, “Biar saya kerjakan sendiri. Adik lebih baik menyiapkan pelajaran untuk besok. Kan besok adik punya banyak ulangan.”
Sang adik merasa sedih mendengar kata-kata sang kakak. Ia tahu betul kakaknya membutuhkan bantuan segera. Kalau tidak ada bantuan, sang kakak akan mengalami kesulitan. Ia tidak mau melihat sang kakak dipermalukan oleh guru di kelasnya. Ia ingin membantunya dengan tulus. Tidak ada maksud apa-apa untuk mempermalukan kakaknya.
Meski sedih, ia pun sadar bahwa sang kakak punya kebebasan untuk mendapatkan bantuan atau tidak. Karena itu, ia membiarkan kakaknya mengerjakan soal-soal Matematika itu sendirian. Setelah selesai, sang kakak mendatangi sang adik. Ia menunjukkan hasil kerjanya. Setelah melihat hasilnya, sang adik geleng-geleng kepala. Ternyata sang kakak berhasil mengerjakan soal-soal itu dengan baik. Ia memuji keberanian sang kakak untuk berpikir keras.
Sahabat, memacu orang lain untuk berhasil tidak mesti dengan membantunya secara langsung. Motivasi yang diberikan kepada orang itu dapat membantu seseorang untuk dapat maju dalam usaha-usahanya. Ibaratnya, kalau membantu orang untuk meraih hasil itu tidak perlu memberi hasil itu. Biarkan orang itu sendiri berusaha untuk meraih hasil itu. Dengan demikian, ia akan menemukan cara-cara yang terbaik dalam memecahkan suatu persoalan.
Kisah tadi menunjukkan bahwa suatu usaha keras akan menghasilkan sesuatu yang berguna bagi hidup. Yang penting adalah orang punya rasa percaya diri dan ketekunan dalam usaha-usahanya. Rasa percaya diri itu menjadi modal bagi orang untuk berhasil dalam usaha-usahanya.
Untuk itu, rasa percaya diri itu mesti dibangun. Rasa percaya diri tidak datang dengan sendirinya. Rasa percaya diri itu mesti ditumbuhkan. Usaha-usaha menumbuhkan rasa percaya diri itu tentu saja mendapatkan tantangan.
Karena itu, orang mesti berusaha untuk menghadapi tantangan itu dengan hati yang lapang. Orang tidak boleh putus asa, ketika ada tantangan yang menghadang. Orang mesti berusaha terus untuk menemukan cara-cara yang terbaik. Dengan demikian, sukses akan bisa diraih. Mari kita berusaha menumbuhkan rasa percaya diri di dalam diri kita dengan berusaha keras. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
Sumber:http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar